Bekisting adalah struktur temporary yang digunakan dalam proses pembangunan beton. Tujuannya adalah untuk memberikan bentuk dan dukungan pada beton segar sampai beton tersebut mengeras. Bekisting dapat menggunakan berbagai jenis material, termasuk kayu. Dalam artikel ini, kita akan membahas penggunaan kayu dalam bekisting, jenis kayu yang sering digunakan, kelebihan dan kekurangan penggunaan kayu dalam bekisting, serta tips memilih kayu yang tepat untuk bekisting.
Jenis Kayu yang Digunakan dalam Bekisting
Ada beberapa jenis kayu yang umum digunakan dalam bekisting, antara lain:
Kayu Meranti: Kayu meranti sering digunakan dalam bekisting karena kekuatan dan ketahanannya terhadap kelembaban. Kayu meranti juga memiliki serat yang halus sehingga mudah diolah.
Kayu Jati: Kayu jati merupakan salah satu jenis kayu yang paling kuat dan tahan lama. Penggunaan kayu jati dalam bekisting dapat memberikan struktur yang kokoh dan tahan terhadap tekanan beton yang besar.
Kayu Albasia: Kayu albasia sering dipilih karena harganya yang lebih terjangkau dibandingkan dengan kayu lainnya. Namun, perlu diperhatikan bahwa kayu albasia tidak sekuat kayu jati atau meranti.
Kayu Sengon: Kayu sengon memiliki serat yang lurus dan halus, sehingga cocok digunakan dalam bekisting. Namun, kelemahannya adalah ketahanan terhadap kelembaban yang kurang baik.
Kelebihan Penggunaan Kayu dalam Bekisting
Kekuatan: Beberapa jenis kayu, seperti jati dan meranti, memiliki kekuatan yang cukup baik untuk digunakan dalam bekisting. Mereka mampu menahan tekanan beton yang besar.
Ketersediaan: Kayu merupakan bahan yang mudah didapatkan dan umum tersedia di pasar. Hal ini memudahkan penggunaan kayu dalam bekisting.
Kemudahan Pengolahan: Kayu relatif mudah diolah dan dipotong sesuai kebutuhan. Ini memungkinkan pembuatan bekisting dengan bentuk dan dimensi yang sesuai dengan desain proyek.
Biaya Rendah: Dibandingkan dengan bahan bekisting lainnya, seperti logam atau plastik, kayu cenderung lebih terjangkau secara biaya.
Kekurangan Penggunaan Kayu dalam Bekisting
Ketahanan Terhadap Kelembaban: Beberapa jenis kayu tidak tahan terhadap kelembaban yang tinggi. Jika kayu lokal bekisting terpapar air terus-menerus, dapat menyebabkan kerusakan dan penurunan kekuatan.
Umur Pakai yang Terbatas: Meskipun kayu memiliki kekuatan yang baik, umur pakainya cenderung lebih pendek dibandingkan dengan bahan bekisting lainnya, seperti logam.
Rentan Terhadap Serangan Hama: Kayu dapat menjadi target serangan hama, seperti rayap atau jamur kayu. Oleh karena itu, perawatan yang tepat diperlukan untuk menjaga keawetan kayu bekisting.
Tips Memilih Kayu yang Tepat untuk Bekisting
Pilih Kayu yang Tahan Terhadap Kelembaban: Pastikan kayu yang Anda pilih memiliki ketahanan yang baik terhadap kelembaban. Kayu meranti dan jati adalah pilihan yang baik dalam hal ini.
Perhatikan Kekuatan Kayu: Pastikan kayu yang dipilih memiliki kekuatan yang cukup untuk menahan tekanan beton yang dihasilkan.
Lakukan Perawatan Secara Berkala: Agar kayu bekisting tetap awet dan kuat, lakukan perawatan secara berkala, seperti pelapisan dengan bahan pengawet kayu.
Penggunaan kayu dalam bekisting memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan. Jenis kayu yang dipilih, seperti meranti, jati, atau sengon, dapat mempengaruhi kekuatan dan ketahanan bekisting. Penting untuk memilih kayu yang tepat dan melakukan perawatan secara berkala agar bekisting dapat berfungsi dengan baik dan memberikan hasil konstruksi yang kokoh dan tahan lama.